aqubocahpemimpi.blogspot.com

Minggu, 30 September 2012

Menapaki lagi Yogyakarta


Menapaki lagi Yogyakarta
Oleh: Emy Suci Triani

            Rasa senang bergelayun dalam hati penuh tawa ini, lagi-lagi Yogyakarta yang membuatku tertegun walau kali ini kedua kalinya aku menapaki Yogyakarta.  Berbeda dengan sebelumnya yang pergi ke Yogyakarta untuk memenuhi tugas kuliah, kali ini aku pergi ke Yogyakarta untuk bersilaturahmi dengan sanak saudara dari tunanganku sebari mengenalkan diri sebelum resmi menjadi bagian dari keluarga mereka.
            Pemberangkatan menuju Yogyakarta ditempuh dengan tranportasi darat, yaitu Kereta Api. Salah satu transportasi darat yang sangat di gemari masyarakat selain harga yang relative terjangkau dan kenyamanan yang lumayan terkendali. Ini kali pertamanya aku pergi ke luar provinsi bersama tunanganku, nggak Cuma berdua tapi juga dengan camer. Rasanya cukup aneh dan membuat perasaan ini dihinggapi tawa karena bias bersama dengan sang pujuaan hati selama 5 hari. Pergi dari stasiun kiaracondong jam 9 malam dan sampai di stasiun lempuyangan Yogyakarta jam 6 pagi, waktu yang cukup lama namun karena tertidur terasa cepat sekali sampai ke daerah yang istimewa ini.
            Udara yang sejuk mulai terasa saat melangkahkan kaki turun dari kereta api walau dengan keadaan yang kusam namun tetap saja bersemangat untuk menjajakan mata berlari mencari keistimewaan Yogyakarta, berlanjut menaiki angkutan umum menuju kediaman nenek dari tunanganku, sesampai disana sambutan hangat terpancar disetiap mata saudara-saudara yang kala itu sengaja berkumpul menunggu kedatangan kami. Aku yang masih lugu hanya bias tersenyum dan memperkenalkan diri kepada keluarganya. Cukup berkesan dan penerimaan yang sangat baik.
            Suasana pedesaan yang masih asri dikelilingi pohon hijau yang menjulang tinggi, mengelilingi rumah yang masih jarang penduduk, hari semakin berlalu langit mulai gelap dengan sorotan lampu kecil dengan cahaya yang minim menemani malam yang ku lalui di rumah dengan dinding anyaman bambu berlubang, gulungan debu dan binatang yang ikut menghuni rumah berpintu kayu ini. Tapi layaknya hunian mewah tidurku malam ini cukup nyenyak mungkin karena lelah dan karena heningnya malam dihiasi nyanyian binatang diluarsana terdengar merdu.
            Adzan subuh terdengar jelas diantara heningnya suasana pedesaan, nyanyian dengan lyrick jawa mengalun lembut penyejukkan hati walau kata-kata dalam lirick itu tak aku mengerti. Seusai shalat shubuh aku dan tunanganku memasak air untuk membuat minuman panas, tuk sekedar temani dinginnya pagi ini. Tumpukan kayu dan daun kelapa kering menjadi bahan bakar tuk memasak air, rasanya sulit sekali memasak menggunakan kayu bakar, keringat mulay memanas saat membakar kayu satu persatu, dan dengan sabar dan terus mencoba menyalakan api dan akhirnya menyala dengan api yang sedikit besar, tetap saja intensitas waktu yang lama sampai air mendidih membutuhkan waktu yang cukup lama, tidak seperti dikota-kota yang modern menggunakan gas dengan kliikk.. nyalaa deh apinya…
            Waktunya bersilahturahmi dengan saudara-saudara yang rumahnya lumayan jauh dari kediaman nenek tunanganku itu, tapi di jawa itu karena kekeluargaan yang sangat erat hingga terjalin kepercayaan, aku, tunanganku dan camer diberi pinjaman motor dengan mudahnya mereka meminjamkan motornya, berkeliling menikmati alam sejuknya udara pagi terasa saat ku gas perlahan motor ini, mataku terbelok kekanan dan kekiri menikmati hijaunya persawahan, dan pohon-pohon yang tinggi meneduhkan jalanan yang kami lewati.
Indahnya silahturahmi……………
Silahturahmi yang terjalin dijawa betul-betul berbeda dengan orang kota, cara penyambutan tamu dan penjamuan tamu yang sangat terasa kekeluargaannya. Hidangan demi hidangan berjajar makanan khas jawa mengelilingi jamuan. Rumah dengan khas tanpa penutup atap hanya kayu menjulang mengadah genteng merah tua selalu terlihat disetiap rumah disana. Cerita menyeramkan menjadi bincangan kali ini, cerita gempa bumi yang dulu menimpa Yogyakarta menimbulkan trauma tersendiri pada diri masyarakat disana, hantapan kayu dan genteng mereka rasakan saat bumi berguncang dengan keras, beberapa kali bahkan ada yang terhempas ketanah, menyaksikan rumah mereka rata dengan tanah harta benda hancur bersama runtuhan rumah, binatang ternak pun mati tertumpuk puluhan kayu bekas rumah mereka. Kini mereka telah tbangkit dan menjadi kota yang tetap istimewa.
            Esok telah terbit dan hari ini runtunan kegiatan masih sama seperti kemarin yaitu silahturahmi, cukup banyak keluarga ini, sampai lelah ku mendengar perkenalan yang selalu mengakui dirinya saudara, aku bingung ada berapa bersadara di rumah ini.
            Keesokan harinya lagi-lagi udara pagi ini yang ku tunggu, tanpa polusi kendaraan, hanya polusi kayu bakar menemani pagi menjelang siang. Rencana hari ini adalah jalan-jalan kepantai parang tritis, pantai parang tritis yang cukup dekat lokasinya dari rumah membuat kita dengan mudah menempuh jalur menuju pantai ini dengan sepedah motor tanpa helm. Akhirnya aku bias menikmati sejuknya pantai bersama orang terkasih, berfoto ria menjadi moment utama dalam setiap tempat yang dikunjungi. Mengores pasir dengan nama membuatku tersenyum dengan senang cooocuiitttt.. hmmp..

Setelah beberapa lama kami merasakan keindahaan pantai parang tritis, kami mulai menjajakan kaki menuju sebuah tempat makan dengan menu binatang laut, seperti ikan, udang, kepiting dan yang lainya. Senang rasanya hari ini menikmati keindahan pantai sebari merasakan kulinernya.
Keesokan hari saat pagi mulai dingin terasa lagi dan lagi aku pergi ke pantai parang tritis kali ini menikmati deburan ombak hanya berdua bersama tunanganku rasanya senang sekali akhirnya cita-citaku menikmati pantai yang sejuk bersama tunanganku tercapai sudah,  bersama ku lewati hari ini dengan canda tawa, menggenggam erat jemari hingga terhempas ombak yang mengalun damai, pasir lembut yang temani sebari duduk bersantai menikmati indahnya pantai yang tak terlihat ujungnya. Kebesaran-Nya sangat mempesona menarik semua jiwa tuk bersyukur karena menciptakan alam yang indah ini.
Setelah beberapa lama merasakan indahnya pantai parang tritis bersama kekasih hati. Kini tiba saatnya mencari oleh-oleh untuk sanak saudara di bandung. Sebelum sore hari datang menjemput kita tuk meninggalkan tempat istimewa ini dan kembali berkutik dengan kesibukan di bandung.

Sabtu, 29 September 2012

Resume buku Chairul Tanjung Si Anak Singkong


Resume buku
Chairul Tanjung
Si Anak Singkong
Penyusun: Tjahja Gunawan Diredja

Anak singkong dari salah satu kampung kumuh di Jakarta yang kini menjelma menjadi salah satu tokoh yang cukup diperhitungkan di Indonesia. Dia adalah Chairul Tanjung ( selanjutnya ditulis CT ).
            Mengenai entrepreneurship ( kewirausahaan ),kurang dari 10 tahun CT masuk di urutan ke-18 dari 40 orang oran terkayadi Indonesia versi majalah Forbes dengan total kekayaan pribadi 310 juta dollar AS atau lebih dari Rp 2,8 triliun.
            Sosok CT tergambar pada sebuah kisah dalam mitologi kuno. Alkisah, seorang raja, Midas, yang amat sakti. Segala yang tersentuh tanganya berubah menjadi emas. CT secara alegoris boleh disebut Midas, tidak dalam kisah tetapi dalam kenyataan. Segala usaha yang ia dirikan dan kembangkan nyaris tidak ada yang gagal. Dan juga sosok CT mengingatkan konsep filosofis “ dari tiada menjadi ada ”. ditangan CT, konsep itu menjadi riil. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya hingga berhasil menciptakan sekian banyak usaha yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, dan orang banyak. Diantaranya menciptakan lapangan kerja bagi lebih dari 75.000 karyawan diawal tahun 2012 dan mengharumkan nama Indonesia di mata Internasional.
            Dalam berbagai pertemuan CT selalu mengatakan “ sukses tidak bisa diraih dalam waktu sekejap ”. butuh ketekunan, kerja keras, dan integritas tinggi. Dalam dunia usaha, kepercayaan merupakan modal utama. Untuk mendapatkan kepercayaan dari mitra bisnis, diperlukan kerja keras, dan senantiasa berpikir sehat dan positif. “ kendati dalam praktik bisnis sering terjadi penyimpangan etika bisnis, tapi sebagai pengusaha yang mau maju tetap harus mengembangkan moral dan idealisme ”.
             Keterbatasan dalam banyak hal terutama biaya, membuat CT bertekad harus masuk ke universitas negeri, karena biaya yang dikeluarkan lebih murah dibandingkan dengan Universitas swasta. Sampai lulus di Universitas Indonesia dan diterima di Fakultas Kedokteran gigi. karena memiliki kedua orang tua yang tegas dalam mendidik orang tua CT memiliki prinsip “ Agar bisa keluar dari jerat kemiskinan, pendidikan merupakan lanngkah yang ditempuh dengan segala daya dan upaya ”. sampai-sampai ibunya harus  menggadaikan kain halus miliknya untuk biaya kuliah pertama CT. Dan itu menjadi pemicu CT untuk tidak meminta uang lagi kepada orang tua, tetapi harus bisa membiayai kuliah sendiri.
            Awalnya saat banyaknya mahasiswa yang membutuhkan jasa fotocopy, karena biaya yang cukup mahal bila fotocopy di sekitar kampus, CT memanfaatkan peluang untuk menawarkan jasa fotocopy dengan selisih harga yang lebih murah, tentu tetap mendatangkan keuntungan yang lumayan bagi CT sebagai mahasiswa, dan praktis didapat dengan proses yang mudah. Kuncinya sederhana : jaringan dan kepercayaan. Dia merasa bahwa hidup sebagai mahasiswa yang memiliki penghasilan sendiri sungguh indah luar biasa kala itu. Dunia cerah ceria laksana bulan tanpa terhalang awan dipuncak purnama, dipinggir pantai salah satu pelosok laut elok Indonesia.
            Mulai dari usaha fotocopy dan menjual alat kedokteran, membuat CT bisa membeli mobil dan mulai merambah usaha jual beli mobil bekas. Lalu mencoba melebarkan sayap usaha sector formal diluar kampus. Persaingan diluar dipastikan akan semakin ketat dan tidak semudah seperti dilingkungan kampus, alat kedokteran gigi menjadi komoditas utama yang dia jual, alhasil tempat usahanya dijadikan tempat nongkrong, makan, dan tidur-tiduran teman kampus, dan meraka dengan enak memesan makan minum dan kasbon atas nama tokonya, dan catatan keuangan menjadi besar pasak dari pada tiang, dan disitu ia belajar kegagalan pertama dalam usahanya.
Bermula pada tahun 1987, bisnis waktu itu hanya bermodal kepercayaan dan mendirikan usaha pabrik seatu yang dibangun bersama dua orang kawannya, sampai usahanya maju kini ia tak lagi berpartner melainkan memajukan usahanya sendiri.
CT mengungkapkan bahwa, “bagi saya, ibu adalah segalanya.” CT percaya bahwa surga ada di telapak kaki ibu. “Bila kita benar-benar berbakti kepada ibu sepenuh hati dan ikhlas, maka surga akan kita gapai di dunia.
Pada tahun 1995, CT diberi kepercayaan dari Bank Indonesia untuk mengelola Bank mega yang hampir bangkrut, dan kini justru beruntung disaat bank-bank lainnya satu persatu berjatuhan mengalami krisis likuiditas. Kemudian berjalan dan membuat televisi yang mulanya memiliki studio dan mencari orang yang bisa membantu  mengoperasikan studio. Dan itulah cikal bakal terlahirnya Trans TV. Nama Trans TV diperoleh dari serangkaian diskusi dan pertemuan sebelumnya yang dilakukan di Finansial Club di Gedung Bank niaga. Setelah dilakukan perubahan dalam pemograman, kinerja Trans Tv terus menanjak, dan juga berada pada urutan pertama di industry televisi. CT menginginkan agar reformasi tidak sekedar berubah, kai ingin Indonesia menjadi lebih baik, bukan hanya satu tahapan, melainkan berkelanjutan dan tidak pernah putus. Maka kami pilih transformasi. Trans TV.
Setelah menjajakan bisnis dibidang media, CT memiliki misi dan visi untuk mengembangkan UKM, dan saat ini Carrefour Indonesia milik orang Indonesia. CT membeli perusahaan ritel terbesar di Indonesia ini, Semua karena CT menginginkan agar Carrefour bias mendorong perekonomian nasional menjadi baik dan sehat, serta membuka akses yang lebih besar dan luas kepada UKM.
Beberapa perusahaan yang didirikan CT, diantaranya: Tara roofindo Graha yang bergerak dibidang industry genteng metal; pariarti shindutama, pasarini padibumi sebagai produsen sandal; pasarantik sekardana yang memproduksi kertas-kertas sembahyang bagi warga Tionghoa; sera pagedongan paratama. Yang beri nama perusahaan PARA Group. Karena Chairul Tanjung sering dipanggil dengan CT, disitu perusahaannya di ganti nama menjadi CT Corporation dengan tag line CT Corp. secara umum, CT Corp terdiri atas tiga perusahaan subholding, yaitu Mega Corp, Trans Corp, dan Ct Global Resources. Mega Corp yang melayani masyarakat disektor penbankan, asuransi, pembiayaan, dan pasar modal. Trans Corp adalah perusahaan indukyang bergerak di bisnis media, gaya hidup ( lifestyle )dan hiburan. Disini terdapat dua stasiun televisi, trans Tv dan Trans 7, portal berita detik, serta perusahaan ritel Carrefour. Selain itu ada juga perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan minuman, hotel, dan biro perjalanan, serta sejumlah department store yang menyajikan kebutuhan masyarakat terhadap fashion. CT Global Resources merupakan perusahaan induk yang focus pada bisnis perkebunan.
Tidak ada kesuksesan yang bisa dicapai seperti membalikan telapak tangan, tidak ada keberhasilan tanpa kerja keras, keuletan, kegigihan, dan kedisiplinan. Hal itu juga dibarengi dengan sikap pantang menyerah dan tidak cepat putus asa. Semua cita-cita dan ambisi hanya bias direngkuh apabila kita mau terus belajar berbagai hal dimanapun dan kepada siapapun.

Sabtu, 08 September 2012

Tertegun di kota pelajar


Tertegun di kota pelajar
Oleh : Emy suci triani

                Hari ini cukup aneh tak seperti biasanya, telinga ku penuh dengan kalimat yang tak ku mengerti, saat ku buka mata, aku bagai tak sadar terlelap dalam perjalanan yang cukup memakan waktu, menatap disekeliling banyak teman-temanku yang bermata lebam nampak baru saja terbangun dari tidur yang melelahkan , pagi itu aku berada di daerah yang jauh dari rumahku tepatnya didaerah jawa tengah yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta, pantas saja kalimat-kalimat obrolan yang ku dengar itu tak banyak ku pahami hanya sebagian kecil saja, cukup pagi aku sampai didaerah ini bahkan matahari tak seutuhnya muncul pada pandanganku tapi keindahannya sudah dapat ku rasakan bagaimana indahnya pohon yang berjajar menatapku manis dan mempersilahkan ku tuk rasakan alam ini. Laju bis yang ku naiki melaju kencang sampai ku hanya bisa melihat indahnya pemandangan di kota ini hanya nampak sekejap hijaunya dedaunan berkedip embun, kilauan bunga mengucap salam bagai pengawal pembawa terang.
Ku pandang jauh awan yang bertaburan dilangit biru menatap terik panasnya matahari yang menyengat, daerah ini sangat membuat jiwa ku berhenti memikirkan hal-hal yang tak harus dipikirkan. Walau terik matahari membakar namun tetap saja menakjubkan, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di daerah istimewa Yogyakarta, hari pertama ini aku arahkan pikiran menuju salah satu keajaiban dunia yaitu candi Borobudur, Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak di Borobudur, Jawa Tengah Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha. Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini, dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra (sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu (ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang terukir pada dinding dan pagar langkan.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap tahun umat Buddha yang datang dari seluruh Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang paling banyak dikunjungi wisatawan.
Keajaiban terpancar menancap pandanganku sesekali ku membayangkan tempat indah lain namun ini membuatku Menelan ludah menahan sadar karena bangunan Sejarah ini yang tak pernah pudar Sampai waktu berganti sampai turun temurun kerajaan bertahta bahkan sampai dada tertancap pedang sejarah takkan penah pudar,sungguh indah menatap bangunan ini hamparan batu tertata rapi tak bisa membelokan mata ini, stupa yang melegenda yang  juga membuat kita terpana, relief yang terukir indah bercerita bak para pendongeng, memukau si pirang yang datang tuk menatap mesra keindahan candi Borobudur, walau aku tak mengerti apa yang diceritakan dalam relief itu, namun semua itu membuatku tertegun menatap keindahan ini. Aku susuri satu persatu stupa berisi patung budha ku teliti satu persatu bentuk dan bangunannya, semua bener-benar menakjubkan, namun banyak juga patung yang lagi utuh entah terkena gempa tahun 2006 lalu ataupun karena termakan usia.
Setelah aku tertegun melihat keajaiban candi Borobudur, lalu kini saatnya aku melangkah melihat keajaiban lainnya dan sekarang saatnya menuju candi prambanan. Setelah sampai di candi prambanan, dari jauh sudah terlihat tumpukan batu yang menjulang tinggi dan sangat indah, aku tak bisa mengeluarkan kata apapun hanya tertegun menatap keindahan dan kemegahan candi prambanan ini hanya berfoto-foto untuk menikmatinya jadi sampai rumah nanti masih bisa menetap keindahannya walau hanya difoto. Karena tak banyak waktu tuk lebih mendalami dan merasakan indahnya alam ini jadi hanya beberapa jam saja berada dipelataran candi prambanan sangat kurang rasanya masih ingin menatap jauh dan mendalam tentang candi ini karena banyak cerita yang terukir dalam candi prambanan seperti legenda roro jonggrang ceritanya begini….
Konon terdapat seorang raja yang bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir, akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan karena bantuan orang kuat yang bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso.
Dengan persetujuan Raja Pengging, Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh kecantikan Lara Jonggrang, putri prabu baka, Bagaimanapun juga, dia akan memperistrinya.Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam. Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus. Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja. Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai.
Seluruh penghuni Istana Prambanan menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
Keesokan harinya waktu Bandung Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para gadis di sekitar Prambanan tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut Candi Sewu yang artinya seribu. Begitu ceritanya.
Setelah ku mengetahui cerita dari candi Borobudur dan candi prambanan aku dan teman- teman rombongan menuju hotel, untung saja dihotel aku dan teman dekatku yang bernama ratna dan lusi menjadi satu kamar tetapi ada juga aid an jaidah mereka memang tak terlalu dekat denganku jadi aku, jadi tetap enjoy dan nggak ngerasa kikuk satu kamar dengan teman yang sebelumnya nggak terlalu dekat, cerita lucu saat di kamar hotel sangat membuat pikiranku tersenyum, awalnya saat kita bergantian kekamar mandi untuk membersihkan badan setelah seharian melihat keindahan Yogyakarta ini.
“ ini kalo mau buang air kecil gimana? ” ujar lusi dengan wajah bingung.
“ ini tuh tinggal dibuka klosetnya sambil menunjuk kloset duduk yang berada dikamar mandi hotel terus pencet ini kalo mau ngeluarin airnya ” jawab ai dengan nada sedikit menggurui.
“ ouw begitu ” ujar lusi dengan muka polosnya.
Setelah saling bergaantian satu persatu membersihkan badan, lusi, jaidah, dan ai yang telah mandi duluan langsung bergegas mendatangi meja makan, karena aku dan ratna kebagian yang terakhir jadi aku dan ratna langsung menuju meja makan, “ ade ( biasa ratna menyapaku ) liat makanannya pada abis” ujar ratna dengan wajah laparnya. “ yaaaa mami ( biasa aku menyapa ratna ) Cuma makan nasi sayur sop dan tahu” ujarku yang lemah, aku juga merasakan perutku keroncongan jadi walau makanan sudah tinggal sisa tetap saja kita harus makan.
                Adzan mulai berkumandang, sedikit demi sedikit mata ku mulai terbuka walau rasanya seperti ada lem yang menempel dimata dan tubuhku ini tuk terus melekat pada tempat tidur empuk ini, eits tapi aku juga bersemangat pagi ini karena aku akan meneruskan mencari inspirasi di pantai parang tritis.
“Hei, teman-temanku ayo bangun kita menuju pantai” teriak santai yang ku kumandangkan kepada mereka.
“Ya,ya,ya,,” jawab mereka dengan mata masih terpejam.
Aku bersiap menuju pantai parang tritis dengan berniat ingin melihat sunrise ( matahari terbit ), tapi nyatanya butuh waktu lama untuk mengumpulkan orang untuk satu tujuan dan akhirnya harus merelakan tak melihat pemandangan saat matahari terbit, tapi tak apa yuk kita main di pantai….
“Ratna, lusi ayoo kita abadikan moment ini,” ajak ku dengan penuh kegembiraan.
“ ayo de kita foto bersama, 1,2,3 ciiiiissss ” ujar ratna dengan gembira.
“ sekaranng lusi sama ratna difoto, aku yang fotoin ya?” Tanya ku pada ratna dan lusi
“ iya nanti y tunggu sampai air nya menghempas kepantai” jawab ratna.
                Setelah beberapa lama bermain dipantai, rombongan ku mulai bergegas menuju keraton Yogyakarta yang penuh dengan barang-barang kuno kerajaan, banyak sejarah yang terselip di berbagai belahan barang-barang kuno itu. Karena setelah dari keraton jadwal kami mengunjungi malioboro yaitu pusat belanja yang terkenal di Yogyakarta, kami bergegas tak sabar menuju malioboro walau harus berjalan jauh dari keraton menuju malioboro.
“Ayooo,, cepat kita pilih baju batik itu yuk?” ajakku sambil menunjuk kearah baju batik yang berjajar.
“yuk,, aku mau beli yang ini ahh” ujar ratna sambil memilih baju batik.
“em, aku ga kan beli batik, aku mau pilih-pilih gantungan kunci khas yogja aja”. Ujar lusi
“ jangan banyak pilih-pilih kalo nggak beli ”. ujar pedagang itu dengan tatapan sinis.
“ gila tuh pedagang nggak sopan sama pembeli “ ujar lusi dengan kesalnya.
“ udah lus biar aja mungkin nggak mau dibeli dagangannya “, ujar ku menenangkan lusi.
                Setelah beberapa jam berkeliling memilih barang-barang yang kami suka dan untuk oleh-oleh kami menuju bis untuk  bersiap kembali ke bandung. Sesampainya di bandung semua tinggal kenangan menyenangkan yang takkan pernah terlupakan.