Tertegun di kota pelajar
Oleh : Emy
suci triani
Hari ini cukup aneh tak seperti
biasanya, telinga ku penuh dengan kalimat yang tak ku mengerti, saat ku buka
mata, aku bagai tak sadar terlelap dalam perjalanan yang cukup memakan waktu,
menatap disekeliling banyak teman-temanku yang bermata lebam nampak baru saja
terbangun dari tidur yang melelahkan , pagi itu aku berada di daerah yang jauh
dari rumahku tepatnya didaerah jawa tengah yaitu di Daerah Istimewa Yogyakarta,
pantas saja kalimat-kalimat obrolan yang ku dengar itu tak banyak ku pahami
hanya sebagian kecil saja, cukup pagi aku sampai didaerah ini bahkan matahari
tak seutuhnya muncul pada pandanganku tapi keindahannya sudah dapat ku rasakan
bagaimana indahnya pohon yang berjajar menatapku manis dan mempersilahkan ku
tuk rasakan alam ini. Laju bis yang ku naiki melaju kencang sampai ku hanya
bisa melihat indahnya pemandangan di kota ini hanya nampak sekejap hijaunya
dedaunan berkedip embun, kilauan bunga mengucap salam bagai pengawal pembawa
terang.
Ku
pandang jauh awan yang bertaburan dilangit biru menatap terik panasnya matahari
yang menyengat, daerah ini sangat membuat jiwa ku berhenti memikirkan hal-hal
yang tak harus dipikirkan. Walau terik matahari membakar namun tetap saja
menakjubkan, ini pertama kalinya aku menginjakkan kaki di daerah istimewa
Yogyakarta, hari pertama ini aku arahkan pikiran menuju salah satu keajaiban
dunia yaitu candi Borobudur, Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang
terletak di Borobudur, Jawa Tengah
Candi berbentuk stupa
ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi
pada masa pemerintahan wangsa Syailendra. Monumen ini terdiri atas enam teras berbentuk
bujur sangkar yang diatasnya terdapat tiga pelataran melingkar, pada dindingnya
dihiasi dengan 2.672 panel relief dan aslinya terdapat 504 arca Buddha.
Stupa utama terbesar teletak di tengah sekaligus memahkotai bangunan ini,
dikelilingi oleh tiga barisan melingkar 72 stupa berlubang yang didalamnya
terdapat arca buddha tengah duduk bersila dalam posisi teratai sempurna dengan mudra
(sikap tangan) Dharmachakra mudra (memutar roda dharma).
Monumen ini merupakan model alam semesta dan dibangun sebagai tempat suci
untuk memuliakan Buddha sekaligus berfungsi sebagai tempat ziarah untuk
menuntun umat manusia beralih dari alam nafsu duniawi menuju pencerahan dan
kebijaksanaan sesuai ajaran Buddha. Para peziarah masuk melalui sisi timur
memulai ritual di dasar candi dengan berjalan melingkari bangunan suci ini
searah jarum jam, sambil terus naik ke undakan berikutnya melalui tiga tingkatan
ranah dalam kosmologi Buddha. Ketiga tingkatan itu adalah Kāmadhātu
(ranah hawa nafsu), Rupadhatu (ranah
berwujud), dan Arupadhatu (ranah tak
berwujud). Dalam perjalanannya ini peziarah berjalan melalui serangkaian lorong
dan tangga dengan menyaksikan tak kurang dari 1.460 panel relief indah yang
terukir pada dinding dan pagar langkan.
Borobudur kini masih digunakan sebagai tempat ziarah keagamaan; tiap
tahun umat Buddha yang datang dari seluruh
Indonesia dan mancanegara berkumpul di Borobudur untuk memperingati Trisuci Waisak. Dalam
dunia pariwisata, Borobudur adalah obyek wisata tunggal di Indonesia yang
paling banyak dikunjungi wisatawan.
Keajaiban
terpancar menancap pandanganku sesekali ku membayangkan tempat indah lain namun
ini membuatku Menelan ludah menahan sadar karena bangunan Sejarah ini yang tak
pernah pudar Sampai waktu berganti sampai turun temurun kerajaan bertahta
bahkan sampai dada tertancap pedang sejarah takkan penah pudar,sungguh indah
menatap bangunan ini hamparan batu tertata rapi tak bisa membelokan mata ini,
stupa yang melegenda yang juga membuat
kita terpana, relief yang terukir indah bercerita bak para pendongeng, memukau
si pirang yang datang tuk menatap mesra keindahan candi Borobudur, walau aku
tak mengerti apa yang diceritakan dalam relief itu, namun semua itu membuatku
tertegun menatap keindahan ini. Aku susuri satu persatu stupa berisi patung
budha ku teliti satu persatu bentuk dan bangunannya, semua bener-benar
menakjubkan, namun banyak juga patung yang lagi utuh entah terkena gempa tahun
2006 lalu ataupun karena termakan usia.
Setelah
aku tertegun melihat keajaiban candi Borobudur, lalu kini saatnya aku melangkah
melihat keajaiban lainnya dan sekarang saatnya menuju candi prambanan. Setelah
sampai di candi prambanan, dari jauh sudah terlihat tumpukan batu yang
menjulang tinggi dan sangat indah, aku tak bisa mengeluarkan kata apapun hanya
tertegun menatap keindahan dan kemegahan candi prambanan ini hanya berfoto-foto
untuk menikmatinya jadi sampai rumah nanti masih bisa menetap keindahannya
walau hanya difoto. Karena tak banyak waktu tuk lebih mendalami dan merasakan
indahnya alam ini jadi hanya beberapa jam saja berada dipelataran candi
prambanan sangat kurang rasanya masih ingin menatap jauh dan mendalam tentang
candi ini karena banyak cerita yang terukir dalam candi prambanan seperti legenda
roro jonggrang ceritanya begini….
Konon terdapat seorang raja yang
bernama Prabu Baka. Beliau bertahta di Prambanan. Raja ini seorang raksasa yang
menakutkan dan besar kekuasaannya. Meskipun demikian, kalau sudah takdir,
akhirnya dia kalah juga dengan Raja Pengging. Prabu Baka meninggal di medan
perang. Kemenangan Raja Pengging itu disebabkan karena bantuan orang kuat yang
bernama Bondowoso yang juga terkenal sebagai Bandung Bondowoso.
Dengan persetujuan Raja Pengging,
Bandung Bondowoso menempati Istana Prambanan. Di sini dia terpesona oleh
kecantikan Lara Jonggrang, putri prabu baka, Bagaimanapun juga, dia akan
memperistrinya.Lara Jonggrang takut menolak pinangan itu. Namun demikian, dia
tidak akan menerimanya begitu saja. Dia mau kawin dengan Bandung Bondowoso
asalkan syarat-syaratnya dipenuhi. Syaratnya ialah supaya dia dibuatkan seribu
candi dan dua sumur yang dalam. Semuanya harus selesai dalam waktu semalam.
Bandung Bondowoso menyanggupinya, meskipun agak keberatan. Dia minta bantuan
ayahnya sendiri, orang sakti yang mempunyai balatentara roh-roh halus. Pada hari yang ditentukan, Bandung Bondowoso
beserta pengikutnya dan roh-roh halus mulai membangun candi yang besar
jumlahnya itu. Sangatlah mengherankan cara dan kecepatan mereka bekerja.
Sesudah jam empat pagi hanya tinggal lima buah candi yang harus disiapkan. Di
samping itu sumurnya pun sudah hampir selesai.
Seluruh penghuni Istana Prambanan
menjadi kebingungan karena mereka yakin bahwa semua syarat Lara Jonggrang akan
terpenuhi. Apa yang harus diperbuat? Segera gadis-gadis dibangunkan dan disuruh
menumbuk padi di lesung serta menaburkan bunga yang harum baunya. Mendengar
bunyi lesung dan mencium bau bunga-bungaan yang harum, roh-roh halus menghentikan
pekerjaan mereka karena mereka kira hari sudah siang. Pembuatan candi kurang
sebuah, tetapi apa hendak dikata, roh halus berhenti mengerjakan tugasnya dan
tanpa bantuan mereka tidak mungkin Bandung Bondowoso menyelesaikannya.
Keesokan harinya waktu Bandung
Bondowoso mengetahui bahwa usahanya gagal, bukan main marahnya. Dia mengutuk para
gadis di sekitar Prambanan tidak akan ada orang yang mau memperistri mereka
sampai mereka menjadi perawan tua. Sedangkan Lara Jonggrang sendiri dikutuk
menjadi arca. Arca tersebut terdapat dalam ruang candi yang besar yang sampai
sekarang dinamai candi Lara Jonggrang. Candi-candi yang ada di dekatnya disebut
Candi Sewu yang artinya seribu. Begitu ceritanya.
Setelah ku mengetahui cerita dari
candi Borobudur dan candi prambanan aku dan teman- teman rombongan menuju
hotel, untung saja dihotel aku dan teman dekatku yang bernama ratna dan lusi
menjadi satu kamar tetapi ada juga aid an jaidah mereka memang tak terlalu
dekat denganku jadi aku, jadi tetap enjoy dan nggak ngerasa kikuk satu kamar
dengan teman yang sebelumnya nggak terlalu dekat, cerita lucu saat di kamar
hotel sangat membuat pikiranku tersenyum, awalnya saat kita bergantian kekamar
mandi untuk membersihkan badan setelah seharian melihat keindahan Yogyakarta ini.
“ ini kalo mau buang air kecil gimana? ” ujar
lusi dengan wajah bingung.
“ ini tuh tinggal dibuka klosetnya sambil
menunjuk kloset duduk yang berada dikamar mandi hotel terus pencet ini kalo mau
ngeluarin airnya ” jawab ai dengan nada sedikit menggurui.
“ ouw begitu ” ujar lusi dengan muka polosnya.
Setelah saling bergaantian satu persatu
membersihkan badan, lusi, jaidah, dan ai yang telah mandi duluan langsung
bergegas mendatangi meja makan, karena aku dan ratna kebagian yang terakhir
jadi aku dan ratna langsung menuju meja makan, “ ade ( biasa ratna menyapaku )
liat makanannya pada abis” ujar ratna dengan wajah laparnya. “ yaaaa mami (
biasa aku menyapa ratna ) Cuma makan nasi sayur sop dan tahu” ujarku yang
lemah, aku juga merasakan perutku keroncongan jadi walau makanan sudah tinggal
sisa tetap saja kita harus makan.
Adzan
mulai berkumandang, sedikit demi sedikit mata ku mulai terbuka walau rasanya
seperti ada lem yang menempel dimata dan tubuhku ini tuk terus melekat pada
tempat tidur empuk ini, eits tapi aku juga bersemangat pagi ini karena aku akan
meneruskan mencari inspirasi di pantai parang tritis.
“Hei, teman-temanku ayo bangun kita menuju
pantai” teriak santai yang ku kumandangkan kepada mereka.
“Ya,ya,ya,,” jawab mereka dengan mata masih terpejam.
Aku bersiap menuju pantai parang tritis dengan
berniat ingin melihat sunrise ( matahari terbit ), tapi nyatanya butuh waktu
lama untuk mengumpulkan orang untuk satu tujuan dan akhirnya harus merelakan
tak melihat pemandangan saat matahari terbit, tapi tak apa yuk kita main di
pantai….
“Ratna, lusi ayoo kita abadikan moment ini,”
ajak ku dengan penuh kegembiraan.
“ ayo de kita foto bersama, 1,2,3 ciiiiissss ”
ujar ratna dengan gembira.
“ sekaranng lusi sama ratna difoto, aku yang
fotoin ya?” Tanya ku pada ratna dan lusi
“ iya nanti y tunggu sampai air nya menghempas
kepantai” jawab ratna.
Setelah
beberapa lama bermain dipantai, rombongan ku mulai bergegas menuju keraton
Yogyakarta yang penuh dengan barang-barang kuno kerajaan, banyak sejarah yang terselip
di berbagai belahan barang-barang kuno itu. Karena setelah dari keraton jadwal
kami mengunjungi malioboro yaitu pusat belanja yang terkenal di Yogyakarta,
kami bergegas tak sabar menuju malioboro walau harus berjalan jauh dari keraton
menuju malioboro.
“Ayooo,, cepat kita pilih baju batik itu yuk?”
ajakku sambil menunjuk kearah baju batik yang berjajar.
“yuk,, aku mau beli yang ini ahh” ujar ratna
sambil memilih baju batik.
“em, aku ga kan beli batik, aku mau
pilih-pilih gantungan kunci khas yogja aja”. Ujar lusi
“ jangan banyak pilih-pilih kalo nggak beli ”.
ujar pedagang itu dengan tatapan sinis.
“ gila tuh pedagang nggak sopan sama pembeli “
ujar lusi dengan kesalnya.
“ udah lus biar aja mungkin nggak mau dibeli
dagangannya “, ujar ku menenangkan lusi.
Setelah
beberapa jam berkeliling memilih barang-barang yang kami suka dan untuk
oleh-oleh kami menuju bis untuk bersiap
kembali ke bandung. Sesampainya di bandung semua tinggal kenangan menyenangkan
yang takkan pernah terlupakan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar