Ego yang tak pernah kalah
Lagi…lagi hanya hujan
yang temani ku tak lagi ada kawan hati yang temani ku saat ku terjatuh, menanti
jawaban hati yang merusak kerja otak ini, resah dalam benakku menggumpal bagai
darah yang tercecer kesakitan, aku tak ingin terus seperti ini aku ingin
bangkit dari semua luka yang tersayat dalam hati ini, aku lelah rasakan ini
semua.
Maafkan aku yang tak
pernah mengerti mu aku yang selalu mempertahankan egoku, mesti hati ini ingin
sekali mengertimu tapi entah mengapa ego ini selalu mengalahkan hati yang
lemah, hingga kini aku terjebak dalam keresakan yang ku lakukan aku tak
mengerti apa yang harus ku lakukan kini, rasa inihanya membuatku bimang, kini
aku lemah tak bisa kendalikan hati dan pikiranku tuk sejalan, aku tak ingin menjadi
beban dalam hidupmu aku ingin jiwa dan ragamu tersenyum lepas merasakan
kebahagiaan dalam hidup ini.
Tinggalkan aku jika hanya
menjadi beban dalam hidupmu….
Lepaskan aku jika hanya
menjadi luka bagimu….
Acuhkan aku jika hanya
menjadi resah dalam benakmu….
Jika kau ingin kebebasan
itu, perjuangkan semua apa yang kau inginkan, jangan paksakan hatimu tuk ada
untukku, karena aku tak bisa membuatmu bahagia. Jujurlah pada hatimu agar semua
berjalan apa adanya walau ada yang tersakiti.
Mengapa semua ini harus
terjadi pada pengalaman hidup ku, sungguh tak disangka dia menyiratkan luka
yang tak pernah bisa padam, saat kau bakar hatiku dengan mudah tanpa menatap
kesakitan yang akan ku rasa, tak ada lagi kata terucap indah yang terlahir
dalam hatimu yang hanya untuk ku tak lagi dapat ku rasakan sentuhan hangat
penuh kasih yang selalu ku dapat dulu, saat semua terlahir dengan indah. Aku
merindukan mu yang dulu yang selalu menyinari malamku dengan kasihmu, menemaniku
dsaat gelap menyapa. Menerangi mimpi dalam tidurku.
Tangisan tak ada arti
lagi dalam diam ini, meratapi kesalahan yang tak juga ku percaya, cinta ini
terlalu dalam sampai ku tak sanggup menatap sinar mu tuk melihat kebahagiaan mu
bersamanya, bersama mawar yang kau genggam dan membawanya pada rumah indah
impian ku itu. Kebohonganmu memang melumpuhkan semua urat nadi dan jantungku
dan semua jaringan tubuh yang tak terkendali menyakiti diri tanpa rasa,
menyelundup benci dalam sayang yang dalam ini.
Biarkan aku pergi mencari
kehidupan yang tak lagi ku temui, yang telah habis termakan luka, mereka telah
lama menantikan cinta bersatu tapi kini hanya jadi kepingan debu yang tak lagi
berwujud, hanya pisau tajam yang selalu tertancap melukai hatiku ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar