aqubocahpemimpi.blogspot.com

Selasa, 20 November 2012

Ego yang tak pernah kalah



Ego yang tak pernah kalah

Lagi…lagi hanya hujan yang temani ku tak lagi ada kawan hati yang temani ku saat ku terjatuh, menanti jawaban hati yang merusak kerja otak ini, resah dalam benakku menggumpal bagai darah yang tercecer kesakitan, aku tak ingin terus seperti ini aku ingin bangkit dari semua luka yang tersayat dalam hati ini, aku lelah rasakan ini semua.
Maafkan aku yang tak pernah mengerti mu aku yang selalu mempertahankan egoku, mesti hati ini ingin sekali mengertimu tapi entah mengapa ego ini selalu mengalahkan hati yang lemah, hingga kini aku terjebak dalam keresakan yang ku lakukan aku tak mengerti apa yang harus ku lakukan kini, rasa inihanya membuatku bimang, kini aku lemah tak bisa kendalikan hati dan pikiranku tuk sejalan, aku tak ingin menjadi beban dalam hidupmu aku ingin jiwa dan ragamu tersenyum lepas merasakan kebahagiaan dalam hidup ini.
Tinggalkan aku jika hanya menjadi beban dalam hidupmu….
Lepaskan aku jika hanya menjadi luka bagimu….
Acuhkan aku jika hanya menjadi resah dalam benakmu….
Jika kau ingin kebebasan itu, perjuangkan semua apa yang kau inginkan, jangan paksakan hatimu tuk ada untukku, karena aku tak bisa membuatmu bahagia. Jujurlah pada hatimu agar semua berjalan apa adanya walau ada yang tersakiti.
Mengapa semua ini harus terjadi pada pengalaman hidup ku, sungguh tak disangka dia menyiratkan luka yang tak pernah bisa padam, saat kau bakar hatiku dengan mudah tanpa menatap kesakitan yang akan ku rasa, tak ada lagi kata terucap indah yang terlahir dalam hatimu yang hanya untuk ku tak lagi dapat ku rasakan sentuhan hangat penuh kasih yang selalu ku dapat dulu, saat semua terlahir dengan indah. Aku merindukan mu yang dulu yang selalu menyinari malamku dengan kasihmu, menemaniku dsaat gelap menyapa. Menerangi mimpi dalam tidurku.
Tangisan tak ada arti lagi dalam diam ini, meratapi kesalahan yang tak juga ku percaya, cinta ini terlalu dalam sampai ku tak sanggup menatap sinar mu tuk melihat kebahagiaan mu bersamanya, bersama mawar yang kau genggam dan membawanya pada rumah indah impian ku itu. Kebohonganmu memang melumpuhkan semua urat nadi dan jantungku dan semua jaringan tubuh yang tak terkendali menyakiti diri tanpa rasa, menyelundup benci dalam sayang yang dalam ini.
Biarkan aku pergi mencari kehidupan yang tak lagi ku temui, yang telah habis termakan luka, mereka telah lama menantikan cinta bersatu tapi kini hanya jadi kepingan debu yang tak lagi berwujud, hanya pisau tajam yang selalu tertancap melukai hatiku ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar