Penjara
hati
Oleh: emy
suci triani
Awal
dari sebuah kehidupan telah tercipta, saatnya mencari jati diri yang seharusnya
terlahir dalam hidupku, langit bagai menolak menerangi setiap langkah kegelapan
ini, dunia menyempit bagai tak menerima kehadiranku. Namun ku jalani hidup
menata keindahan tuk memetik hasilnya walau masih saja belum ada penerangan
yang bisa membawaku pada suatu taman indah dalam hati dan jiwa ini.
Rasanya
aneh, tak terasa kini aku akan menjalani kuliah di semester 7 menuju akhir dari
perjalan panjang, tak tak ada satupun yang ku bisa, bahasa dan sastra arab..h
empt jurusan ini sangat membuatku ragu tuk menjalani hidup layaknya rakyat
jelata yang bermimpi menapaki gedung tinggi. Aku tak punya basic berbahasa arab
karena itu kesulitan mengikuti pelajaran memang selalu ku jalani, awalnya aku
ingin sekali pindah jurusan saat dulu tapi karena orang tuaku mendukung dan
sudah mengeluarkan banyak biaya, mulai saat itu aku menguras tenaga menapaki
mereka yang berilmu, namun tetap saja tangisan selalu ada saat semua orang
menjauh tak menolong, ingin sekali rasanya memohon tuk jadikan orang itu bodoh
selamanya karena kesombongan mereka yang tak bisa membantu teman yang tak bisa,
malah asyik meertawakan layaknya dia yang terhebat. Namun aku tak ingin seperti
itu tangisan kesakitan ini tetap memperjuangkan aku tuk bangit meraih cita.
Lagi-lagi….
Aku lelah menahan rasa jenuh ini, jurusan yang ku ambil dalam perguruan tinggi
ini sangat membuatku jenuh bagai hati yang terpenjara tak bisa berkutik
sedikitpun, rasa putus asa sering kali muncul menghantui disetiap lamunan ini.
Rasa bimbang selalu datang saat waktu kuliah tiba. Andai sajaku bisa memutar
kembali waktu ini, mungkin aku tak kan seceroboh ini mengambil jurusan yang tak
pernah ku kuasai sebelumnya, anehnya kenapa saat ujian masuk perguruan tinggi
aku lulus dan masuk pada jurusan itu.??? Kini langkah semakin dekat getaran
nada skripsi mulai merebah dalam pikiran ni, memenjarakan hatiku tuk selalu
memikirkan itu namun tetap saja aku tak bisa melakukan itu aku memang wanita
bodoh yang tak bisa melakukan apapun, aku terlalu lemah dalam menata hidupku,
apa yang harus aku lakukan,,,???
Penjara
hati ini menguat dalam jiwa merusak sisip kerja otakku, pemberontakan tuk
keluar dari penjara ini ingin sekali ku lari bersama mimpi yang sulit tergapai,
hanya lamunan mimpi merasuk dalam hati disetiap waktu namun sulit rasanya pergi
dari kehidupan fana ini, apa aku harus tetap bertahan dalam penjara hati ini?
Meski tangis tak pernah teredam mencambuk pikiranku, apa aku bisa???? Ya allah
tolong aku…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar